Header Ads

ad728
  • Breaking News

    Mengenal Padi MSP



    Padi varietas unggul Mari Sejahterakan Petani (MSP) ditemukan oleh Prof.Ir.Surono Danu. Lahir di Cirebon-Jawa Barat, tanggal 11 September 1951.

    Saat ini tinggal di Desa Nambah Dadi, Kecamatan Terbangi Besar, Lampung Tengah. Prof.Ir.Surono Danu pindah ke Lampung pada tahun 1983 setelah pada tahun yang sama mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Jakarta. Di rumah sederhananya, beliau memulai penelitian pada beras lokal, sampai lahirlah dua varietas padi baru, yaitu Sertani-1 dan MSP-1.


    Selama bertahun-tahun beliau menjelajahi daerah-daerah pertanian di Lampung. Beliau berhasil mengoleksi 181 jenis benih padi hasil perkawinan silang. Untuk benih jantan, beliau memilih padi asal Terbanggibesar yang diberi nama ‘Dayang Rindu’. Sedangkan benih betina dipilih jenis padi asal Kampung Gunungbatin yang diberi nama ‘Si rendah sekam putih’. Dari hasil persilangan benih itu, 10 tahun kemudian beliau menemukan benih padi yang berusia tanam 150 hari. 

    Kemudian berkembang, dengan rumus ciptaan dan penelitianya, akhirnya ditemukan jenis padi berusia tanam 105 hari. Benih padi itu diberi nama Sertani-1. Sambil terus melakukan penelitian, pada tahun 1999, beliau berhasil menemukan padi dengan usia tanam hingga panen hanya 95 hari. Benih padi itu diberi nama MSP-1 singkatan dari Mari Sejahterakan Petani, yang saat itu ditanam di Bogor, dan diuji tanam dalam paket analisis. Produktivitas benih padi jenis MSP ini bisa menghasilkan gabah mencapai 13 ton per hektar, mampu mengungguli hasil dari benih padi hibrida. 

    Dari hasil survei dan penelitian, varietas milik Prof.Ir.Surono Danu dari sisi aroma, rasa, tampilan dan tingkat pulennya rata-rata indeksnya delapan. Sebagai perbandingan, Varietas padi hibrida, banyak ditanam di Cina dan mampu mendongkrak produksi beras di Cina. Dari lahan seluas 15,2 juta hektar padi di Cina sudah menggunakan padi hibrida. Dengan padi hibrida produksi padi di Cina meningkat hingga 30 persen. Namun demikian dengan padi MSP kemampuan untuk meningkatkan produksi padi nasional diperkirakan melampaui yang dicapai Cina. 

    Menurut hasil riset, padi MSP ini bisa mengimbangi bahkan melebihi padi jenis hibrida. Kalau hibrida kurang cocok di daerah tropis seperti Indonesia, MSP justru adaptif dan tahan dari serangan hama wereng. Saat ini beliau sedang mempersiapkan pengembangan 66 jenis, yaitu MSP-1 sampai MSP-18 yang memiliki usia tanam 105 sampai 110 hari setelah semai (hss). Dan EMESPE-1 sampai EMESPE-48 dengan usia tanam 90 sampai 95 hss.


    Di wilayah Kabupaten Indramayu sendiri padi MSP yang cocok dan sudah tertanam adalah jenis padi MSP 1 Modif, MSP 8, MSP 13. Saat ini padi MSP sudah tersebar di 16 Kecamatan dan ditargetkan tahun ini 31 Kecamatan.


    Harapan kami dengan adanya padi MSP di Kabupaten Indramayu dapat ikut menyumbang peningkatan pendapatan Petani dan tecapainya target pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mencapai swasembada pangan.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728